Kamis, 02 Januari 2014

if an end, let it end

Selalu.
Mungkin kita tak pernah benar cocok dipertemukan dalam perayaan penghujung akhir.
Selalu.
Perbedaan tradisi kau ulas jadi topik utama.
Entah mungkin mencipkan tradisi baru sala bagi leluruh mu.

Drama debat kosa kata selalu jadi pemula.
Acap kali perbincangan diskusi masala lalu selalu hadir pada bait textnya.
Deretan perbandingan selalu dijadikan puncak klimaks yang tak berujung.
Adegan membesarkan bola mata dan mengeluarkan urat pun tak terlupakan.
Kemudian basahan air yang keluar dari mata dan hidung tak lupa selalu hadir.
Entah apa awal topiknya, pada akhirnya helaan nafas amarah selalu jadi penutup drama.

Semua take adegan sudah diperankan dengan sempurna.
Kolaborasi perasaan dan hati.
Ego dan amarah.
Selalu dilakukan dengan totalitas.
Ending sudah memang ceritanya.
Tapi result dari drama ini apa?
Hanya menunjukan perang amarah?
Atau menunjukan keberanian suara bervolume lantang saja?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar